Berbicara tentang dunia saham pasti tidak akan asing dengan istilah quick ratio atau rasio cepat. Quick ratio memiliki fungsi untuk menjadi indikator kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Artinya, rasio cepat ini digunakan untuk menguji apakah aset yang mereka miliki dapat memenuhi semua kewajibannya. Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan tentang cara menghitung quick ratio untuk evaluasi fundamental saham dan hal lain yang masih berkaitan.
Pengertian Quick Ratio
Seperti telah disinggung sebelumnya, rasio cepat adalah cara atau perhitungan untuk mengukur likuiditas sebuah proyek, pusat laba, atau perusahaan. Perhitungan ini mengabaikan faktor lain yang tidak bisa diubah menjadi tunai dengan cepat. Dengan kata lain, rasio cepat hanya akan memperhitungkan kas atau item yang setara dengannya.
Sebagai contoh, salah satu yang tidak termasuk dalam perhitungan adalah persediaan. Hal ini karena untuk menghitungnya dibutuhkan waktu cukup lama saat diubah menjadi nilai tunai. Rasio ini juga kerap disebut dengan acid-test rasio meski pada dasarnya tetap memiliki arti yang sama.
Dalam dunia investasi saham, pemahaman tentang rasio cepat ini sangat penting. Dengan melakukan perhitungan tersebut, Anda bisa mengetahui bagaimana kondisi keuangan sebuah perusahaan. Ketika sudah mengetahui rasio tersebut, pengambilan keputusan apakah akan berinvestasi di perusahaan tersebut atau tidak menjadi lebih mudah.
Perbedaan Quick Ratio dan Current Ratio
Selain quick ratio mungkin Anda juga sering mendengar istilah current ratio atau rasio lancar. Lalu, apa perbedaan di antara keduanya? Secara umum, quick ratio dianggap sebagai cara yang sifatnya lebih konservatif dan halus untuk mengukur likuiditas sebuah perusahaan. Hal ini karena rasio cepat hanya akan memperhatikan aset yang sifatnya paling likuid.
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa rasio cepat pada beberapa kasus belum bisa dijadikan indikator likuiditas yang akurat. Alasannya adalah karena perusahaan belum tentu bisa melikuidasi semua aset yang dimiliki. Sebagai contoh, quick ratio ini akan kurang cocok digunakan untuk perusahaan dengan jangka waktu pembayaran lama.
Rumus Penghitungan Quick Ratio
Lalu, bagaimana cara untuk menghitung rasio cepat? Secara sederhana, rasio cepat bisa dihitung dengan rumus:
Quick ratio = (Aset lancar-persediaan) : kewajiban lancar
Yang dimaksud dengan aset lancar ini bisa berupa piutang, uang muka, kas, surat berharga, dan sebagainya. Untuk menghitung aktiva lancar ini cukup mudah, yakni dengan melihat laporan keuangan perusahaan dan mencari tahu saldo akhir periode.
Sementara itu, beberapa yang termasuk dalam kewajiban lancar adalah hutang jangka pendek, kewajiban akrual, hutang pajak lancar, hutang bunga, dan lain-lain. Sama seperti sebelumnya, cara untuk melihat kewajiban lancar adalah mengecek di laporan keuangan. Sebagai catatan, pastikan saat perhitungan aset lancar tersebut sudah dikurangi dengan persediaan jika tidak ingin terjadi salah tafsir.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan A memiliki total aktiva lancar sebesar Rp300.000.000,00, persediaan Rp50.000.000,00 dan kewajiban lancar Rp350.000.000,00. Dengan rumus di atas, bisa dilakukan perhitungan sebagai berikut.
Rasio cepat = (Aset lancar – persediaan) : kewajiban lancar
Rasio cepat = (300.000.000 – 50.000.000) : 350.000.000 = 0,71 atau 71%
Nilai rasio cepat yang ideal adalah di angka 1. Artinya, apabila nilai tersebut berada di bawahnya, perusahaan tersebut bisa dikatakan tidak bisa membayar atau menunaikan kewajiban dengan lancar dalam satu siklus operasional. Sebaliknya, apabila nilainya di atas 1, artinya perusahaan tersebut mampu untuk menjalankan kewajibannya.
Kelebihan Metode Rasio Cepat
1. Memudahkan dalam menilai likuiditas perusahaan
Kelebihan pertama dari perhitungan ini adalah memudahkan untuk menilai likuiditas perusahaan terutama untuk para stake holder. Pada penjelasan di atas, persediaan tidak dimasukkan di dalam perhitungan karena akan memakan waktu yang cukup lama untuk diubah menjadi tunai. Namun, hal ini juga bergantung pada jenis bisnisnya. Penghilangan ini bisa membantu para investor saham atau pemegang saham untuk mendapatkan informasi akurat tentang likuiditas perusahaan.
2. Menilai aset likuid dengan cepat
Sesuai dengan namanya, quick ratio memiliki kelebihan dapat menilai sebuah aset likuid dengan cepat jika dibandingkan dengan rasio lainnya. Pada dasarnya, perhitungan rasio cepat ini hanya memakai aset yang dapat diubah menjadi likuid dengan cepat. Dengan begitu, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan juga menjadi lebih singkat.
3. Perhitungan mudah dipahami
Untuk sekelas urusan perusahaan, perhitungan ini bisa dibilang cukup sederhana dan mudah untuk dimengerti. Cara ini akan cukup membantu orang yang belum memiliki keterampilan akuntansi atau keuangan yang mendalam. Secara sederhana, rasio ini akan dinyatakan dalam bentuk persentase. Apabila nilainya lebih tinggi, artinya ada tindakan yang harus dilakukan untuk memperbaiki.
Kekurangan Rasio Cepat
Di samping memiliki kelebihan, rasio cepat juga mempunyai beberapa kekurangan yang memang harus dihadapi. Pertama, rasio ini merupakan indikator keuangan. Seluruh informasi keuangan bisa saja dipengaruhi oleh pihak manajemen entitas, kebijakan akuntansi, atau bahkan informasi keuangan yang tidak valid.
Kedua, perhitungan ini pada dasarnya hanya menggunakan data di massa lalu untuk memperkirakan masa depan. Dengan kata lain, cara ini bisa saja tidak akan cukup membantu para pemilik perusahaan untuk mencapai target mereka dengan akurat. Sebagai contoh, perusahaan mempunyai nilai rasio yang buruk. Akan tetapi, ada anggota dari tim yang memiliki hubungan baik dengan pemasok dana yang bisa menyelesaikan masalah.
Itulah tadi sedikit pembahasan mengenai cara menghitung quick ratio untuk evaluasi fundamental saham. Jadi, apakah penghitungan ini cukup penting? Bisa dikatakan iya. Walaupun memiliki tingkat akurasi yang tidak terlalu bagus, namun rasio ini bisa dijadikan modal penting untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan sebuah perusahaan.
Disadur dari : https://investbro.id/quick-ratio/